MAJELIS AL-BAHJAH AHAD 9 RAMADHAN 1433 H / 29 JULI 2012
PKL. 07.00 S/D 08.30 WIB
KAJIAN KITAB RIYADHUS SHOLIHIN
BAB PENGAGUNGAN KEHORMATAN SEORANG MUSLIM DAN PENJELASAN HAK-HAK MEREKA BESERTA KASIH SAYANG KEPADA MEREKA
وَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : [ مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكىَ مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرَ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى ] متفق عليه.
Perumpamaan seorang mukmin dalam berkasih saying adalah seperti satu anggota badan, ketika salah satu anggota badan mengeluh maka anggota badan yang lainnya akan ikut merasakan yaitu dengan tidak bias tidur dan demam” HR. Muttafaq Alaih (Bukhari-Muslim)
Hikmah :
1. Kebersamaan dalam kaum mukminin itu seperti satu badan
2. Tidak sempurna iman seseorang ketika melihat tetangganya sakit ia tenang-tenang saja, melihat tentangga kelaparan diam-diam saja tidak mengurusinya, memang kadang orang itu ada yang tidak merasa tersenyuh melihat orang lain susah.
3. Sungguh tidak sempurna Iman salah seorang di antara kalian melainkan mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai sesuatu tersebut untuk dirinya.
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَبَّلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَعِنْدَهُ اْلأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ اْلأَقْرَعُ : إِنَّ لِيْ عَشْرَةٌ مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : [ مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ ] مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata : “Dahulu Nabi Muhammad SAW mencium Hasan Bin Ali ra sedangkan di samping beliau ada Al-Aqro’ Bin Habis, maka Al-Aqro’ Bin Habis berkata “Aku mempunyai 10 anak dan aku tidak pernah mencium satupun di antara mereka” kemudian Rasulullah melihatnya dan bersabda “Yang tidak punya kasih sayang tidak akan mendapatkan kasih sayang dari Allah.
Bahkan suatu saat sayyidina umar bergulat, guling-guling dengan anak-nya kemudian ditegur oleh sahabatnya, kemudian beliau bertaka : Yang tidak punya kasih sayang kepada keluarganya ia tidak akan mempunyai kasih sayang kepada umat.
Bahkan Rasulullah pernah dikencingi oleh anak kecil.
Suatu saat Rasulullah bersujud lama sekali diukarenakan ada Hasan naik di punggungnya, kemudian Abu Bakar bekata “yang menaiki dan yang dinaiki adalah sebaik-baik orang”
Dalam keadaan khotbahpun beliau menyambut Hasan dan berkata aku tidak sabar dengan cucuku ini,
Makanya anda jangan nemgukur diri anda, memang anda tidak butuh bermain-main akan tetapi anak anda butuh untuk bermain-main, itulah kasih sayang ,
Ada seuah kisa seorang ayah sibuk di luar tidak punya waktu sempat bermain dengan anaknya, sampai ada seorang ayah mengatakan waktuku ini mahal nak, lalu sang anak bertanya kepada ibunya memang waktu ayah berapa harganya? Lalu sang ibu menjawab “dek, waktu ayah itu sangat mahal yaitu satu jam Rp. 100.000”, sehingga anak tnya menabung sampai terkumpul Rp. 50.000 kemudian menemui ayahnya dan berkata “Ayah, waktu ayahkan sangat mahal, kata ibu waktu ayah itu satu jam Rp. 100.000, sekarang aku mau beli waktu ayah setengah jam saja untuk bermain denganku”. Mendengar perkataan anaknya yang polos akhirnya sang ayah terenyuh dan sadar, betapa selama ini ia telah menyibukkan dirinya dengan pekerjaan tanpa pernah memikirkan bahwa anaknya juga butuh waktu untuk bermain dengannnya.
Ada di zaman sekarang di antara suami yang tidak mau menggendong anaknya, mana kasih sayangnya keapda anaknya,
Itulah teguran nabi Muhammad kepada Al-Aqra’ Bin Habis
Jadi jangan dibayangkan Rasulullah itu hanya sholat sampai kakinya bengkak, dan hanya mengurus perang dan sebagainya akan tetapi beliau sangat kasih dan lembut kepada anak-anak.
Tanya jawab :
1. ada hamba Allah yang sudah jompo puasanya hanya sampai jam 10.00 atau 12.00 adakah denda untuk beliau?
Jawab :
Di antara orang yang diperkenankan berbuka puasa adalah oran gtua yang sudah lanjut usia maka dieperkenankan baginya untuk tidak berpuasa, jadi dia boleh berbuka, dan ia wajib membayar fidyah yaitu setiap hari yang ia tinggalkan yaitu 1 mud = 6,7 ons, karena oran gtua stersebut sudah tidak diharapkan untuk mengqodho’ puasanya. Samahalnya dengan orang sakit yang tidak ada harapan sembuh karena orang tua tidak ada harapan muda.
2. bagaimana orang yang mati gigi palsunya belumdicopot atau membawa barang yang lain?
Jawab :
Tidak masalah orang mati membawa gigi palsu dll, memang orang meninggal tidak membawa apa-apa semuanay ditinggal, karena semua harta tsb diwaris oleh anak-anaknya dan ahli warisnya, berbeda kalau giginya adalah emas kalau ahli warisnya tidak rela dengan emas tsb maka gigi tsb harus dicabut, karnea itu hak waris, Cuma kalau dibiarkan tidak masalah, akan tetapi kalau ada yan gtahu ternayata gigi emasnya tidak dicabut khawatir ada yang berniat buruk memboingkarnya dan mengambil emasnya.
3. Ada di sebagian daerah ketika ada hajatan selalu membantu, akan tetapi orang yang membantu tsb sering membungkus-bungkus sendiri bawa pulang tanpa ijin shohibul hajat bagaiman ahukunya, sampai2 kadang tidak cukup untuk para undangan karena barangnya pada hilang?
Jawab :
Yang dihidangkan saja kalau dibawa pulang itu haram, hanya boleh dimakan di tempat saja, apa lagi yang tidak dihidangkan maka haram membawa pulangnya, apalagi niatnya memabantu seharusnya bawa dari rumah bukannya membawa dari rumahnya Shohibuil hajah, adapun yang memabntu tsb makan apa kadarnya jangan sampai lebih apalagi memabwanya pulang.
By : Tim Pustaka Al-Bahjah
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kunjungi Website Buya Yahya di www.buyayahya.org
Gabung bersama RadioQU melalui streaming di www.radioquonline.com
Gabung bersama sahabat Muslimah di Facebook https://www.facebook.com/pages/Muslimah/275415002532566
Tidak ada komentar:
Posting Komentar